Ada seorang laki-laki yang sedang memangkaskan rambutnya di sebuah rumah pangkas
yang letaknya tak jauh dari kantornya.
Dari dinding kaca mereka melihat seorang anak kecil gelandangan yang sedang
bermain
berlompat-lompatan, berlari-larian di halaman perpakiran, persis di depan
mereka.
"Itu Fulan, dia anak paling bodoh sedunia," kata si pemangkas sambil terus
bekerja.
"Apa iya?" Tanya laki-laki yang tampak perlente itu.
"Lihat saja, kalau tidak percaya....saya buktikan!"
Lalu si pemangkas rambut itu memanggil Fulan. Kemudian ia mengambil uang dari
saku
kemejanya. Selembar uang 1.000-an dan selembar 5.000-an, dan menyodorkannya ke
Fulan.
"Ayo, kamu boleh ambil salah satu uang ini. Terserah kamu pilih yang mana."
Dengan cepat Fulan mengambil lembaran uang 1.000-an. Si pemangkas dengan
perasaan
benar dan menang kembali melakukan kerjanya dan berkata : "Benar kan, yang saya
katakan tadi.
Fulan itu anak paling bodoh yang pernah saya temui. Sudah tak terhitung berapa
kali saja,
saya melakukan tes seperti itu, dan ia selalu mengambil uang yang nilainya
kecil."
Setelah laki-laki itu selesai memangkaskan rambutnya, dalam perjalanan menuju
kantornya ia
bertemu dengan Fulan. Merasa penasaran dengan apa yang ia lihat sebelumnya,
iapun memanggil
Fulan lalu bertanya :
"Fulan, mengapa tadi waktu Pak Pemangkas menawarkan lembaran 1.000-an dan
5.000-an, saya lihat
kamu mengambil yang 1.000-an bukan yang 5.000-an? 5.000-an kan nilainya lebih
besar, lima kali lipat
dari yang 1.000-an?"
Fulan memandang wajah laki-laki itu seperti menyelidik, Fulan tampak ragu-ragu
untuk mengatakannya.
"Ayo beritahu saya , mengapa kamu ambil yang 1.000-an?" Desak laki-laki itu
sambil tersenyum.
Akhirnya Fulan berkata : " Kalau saya ambil yang 5.000-an, berarti permainannya
akan selesai...."
Kata sebuah ungkapan : Jangan menilai sebuah buku dari sampulnya.
Kisah di atas mungkin tidak sesuai dengan apa yang kita pikirkan, tapi
setidaknya jangan menilai
seseorang hanya dari penampilan luarnya. Penampilan terkadang menipu.
No comments:
Post a Comment