leaf and snow

30/06/2018

NIC Ramalkan Islam Berjaya Tahun 2020

Oleh: Adi Wijaya
(Koordinator Badan Koordinasi Lembaga Dakwah Kampus Daerah Makassar)
Pergerakan Islam yang menuntut tegaknya syariat dan khilafah dianggap berafiliasi dengan organisasi teroris dunia. Pada saat yang bersamaan organisasi Islam yang cenderung moderat dan rela mengakomodasi bahkan mendakwahkan nilai-nilai barat difasilitasi keberlangsungan hidupnya dengan kucuran dana segar.
Yang namanya ramalan, bisa benar bisa juga salah. Namun bagaimana jika ramalan itu dihasilkan dari pengamatan perkembangan fakta yang begitu mendetail dan argumentatif serta dilakukan oleh institusi yang mempunyai kredibilitas tinggi di bidangnya?
Tampaknya hasil ramalannya perlu diperhitungkan dan dijadikan sebagai salah satu bahan kajian ilmiah. Itulah yang dilakukan oleh National Intelelligence Council’s (NIC) yang merilis sebuah laporan yang berjudul Mapping the Global Future. Walaupun dikeluarkan sekitar empat tahun yang lalu (Desember 2004) bisa jadi masih banyak umat Islam yang belum familiar dengan laporan ini.
Padahal salah satu point penting di dalamnya berisi tentang gambaran nasib umat Islam di tahun 2020. Dalam laporan ini diprediksi empat skenario besar dunia ditahun 2020, yaitu; Davod World: digambarkan bahwa pada tahun 2020 Cina dan India akan menjadi pemain penting ekonomi dan politik dunia.
Pax America: pada tahun 2020 dunia masih dipimpin oleh Amerika Serikat dengan Pax Americana-nya. Cycle of Fear (munculnya lingkaran ketakutan). Di dalam skenario ini respon agresif pada ancaman teroris mengarah pada pelanggaran atas aturan dan sistem keamanan yang berlaku.
Akibatnya akan lahir dunia Orwellian ketika pada masa depan manusia menjadi budak bagi satu dari tiga negara otoriter. A New Chaliphate: berdirinya kembali khilafah Islam, sebuah pemerintahan Islam global yang mampu memberikan tantangan pada norma-norma dan nilai-nilai global. Tegaknya khilafah adalah pertanda kebangkitan dan kemenangan Islam akan segera terwujud.
Terlepas dari apa sebenarnya tendensi dikeluarkannyaa ramalan peta politik dunia global 2020, mari bersama kita menilik point ramalan terakhir yaitu akan berdiri kembali kekhilafahan Islam. Semua dunia tahu bahwa ketika khilafah tegak, maka akan ada kekuatan global dunia baru yang memiliki titik sentrum dari pusaran ideologi Islam.
Sebenarnya istilah khilafah (imamah) dalam politik dan sistem pemerintahan Islam bukanlah sesuatu hal yang baru. Hanya saja keterputusan kaum Muslimin dalam memahami sejarah yang menjadikan istilah ini asing terdengar.
Secara ringkas khilafah dapat didefinisikan sebagai kepemimpinan umum atas seluruh kaum Muslimin untuk menerapkan hukum-humum Islam dan mengemban dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia. Dari definisi ini terlihat begitu pentingnya peran institusi khilafah sebagai fasilitator yang akan menerapkan hukum-hukum Allah dan mendakwahkannya hingga ke pelosok terpencil dunia sekalipun.
Semakin Benderang
Kebangkitan Islam tak ubahnya seperti “raksasa perkasa” yang siap menghancurkan pilar-pilar peradaban barat yang telah nyata menyengsarakan dunia. Sayangnya raksasa itu saat ini sementara tertidur lelap. Untuk itu setiap usaha yang berusaha untuk membangunkan raksasa peradaban baru (baca: Islam) harus dibendung, bagiamnapun caranya.
Kaum imperialis barat tentunya telah belajar dari para pendahulunya yang sukses menemukan formula jitu nan ampuh yang dapat mencegah kebangkitan umat Islam. Formula ini yang diwariskan oleh Lord Carzen, menteri luar negeri Inggris pada tahun1924. Pada saat itu Ia dengan lantang mengatakan, umat Islam tidak akan pernah bangkit lagi. Karena kita telah menghancurkan kekuatan spiritualnya yaitu Islam dan Khilafah.
Namun ketika usaha untuk mematikan cahaya agama Allah terus dilakukan, justru Allah Yang Maha Kuasa berbuat sebaliknya. Cahaya agama Allah semakin lama semakin benderang. Riak-riak kebangkitan Islam mulai muncul. Kaum Muslimin sudah jenuh dengan pola kehidupan di bawah kungkungan sistem kapitalisme dan ingin segera berhijrah menuju sistem Islam.
Umat Islam pun semakin sadar akan pentingnya mewujudkan institusi politik (khilafah) yang akan menjaga kehormatan seluruh umat manusia tanpa terkecuali. Kebencian terhadap peradaban barat sejalan dengan kesadaran umat untuk menerapkan syariat Islam.
Hasil survey oleh Pew Research Centre (lembaga riset Independen terkemuka di Washington) menunjukkan bahwa 66 persen responden Indonesia membenci Amerika Serikat. Angka ini sejalan dengan 53 persen responden Indonesia yang menginginkan dilaksanakannya kewajiban menjalankan syariat Islam.
Fakta ini semakin mengusik dan merisaukan negara imperialis barat yang saat ini masih berdiri dan berusaha keras untuk tetap memimpin dunia.
Kerisauan ini secara terang-terangan dikumandangkan Bush dalam pidatonya pada konvensi tentara Amerika ke-89 pada bulan Agustus 2007. Ia menyatakan bahwa ada kelompok ekstrimis yang berkeinginan untuk menjejalkan visi gelap yang sama sepanjang Timur Tengah dengan menegakkan kekhilafahan radikal dan penuh kekerasan yang wilayahnya membentang dari Spanyol ke Indonesia.
Artinya seorang Bush pun yakin bahwa kebangkitan Islam global akan segera kembali ditandai dengan tegaknya khilafah yang dianggapnya sebagai institusi radikal.
Ketakutan Presiden AS, Bush dan negara imperialis lainnya sangatlah beralasan. Mereka sadar dengan sepenuh hati bahwa ketika umat Islam diseluruh penjuru dunia bangkit, itu berarti mereka harus segera menggulung tikar dari kancah peradaban dunia dan menuai kebangkrutan akibat hancurnya peradaban kapitalis yang telah mereka bangun dan menjadikannya alat untuk mengeksploitasi negeri kaum Muslimin.
Akhirnya dengan sangat terpaksa mereka harus menyerahkan kendali kepemimpinan dunia kepada umat Islam. Seperti apa yang terjadi pada masa-masa kejayaan Islam 14 abad silam.
Maka jangan kaget jika negara imperialis barat selalu menggelontorkan kampaye-kampaye negatif terhadap penerapan syariat Islam secara kaffah. Syariat Islam pun tak jarang dicitrakan sebagai aturan yang kejam dan menindas.
Nahkoda Peradaban
Pergerakan Islam yang menuntut tegaknya syariat dan khilafah dianggap berafiliasi dengan organisasi teroris dunia. Pada saat yang bersamaan organisasi Islam yang cenderung moderat dan rela mengakomodasi bahkan mendakwahkan nilai-nilai barat difasilitasi keberlangsungan hidupnya dengan kucuran dana-dana segar.
Jika betul prediksi NIC terwujud di tahun 2020, maka umat Islam dalam satu kepemimpinan global akan menjadi negara super power yang memegang kendali atas 60 persen deposit minyak seluruh dunia, Boron (49 persen), fosfat (50 persen), strontium (27 persen), timah (22 persen) dan sekaligus menguasai potensi uranium terbesar dunia. Bahkan bukan tidak mungkin kaum Muslimin kembali menjadi nakoda peradaban dunia seperti dulu kala ketika khilafah Islam masih berdiri.
Pada saat itu umat Islam betul-betul tampil sebagai umat impian yang mampu menjadi garda terdepan memberikan jawaban terhadap setiap problematika umat yang muncul dengan solusi yang cemerlang sekaligus mampu menyatukan dunia dan menggiringnya pada gerbang kesejahteraan.
Semua ini dapat terwujud karena pada saat itu umat Islam mampu mengelaborasi konsep-konsep Islam yang berkaitan dengan ekonomi, pemerintahan, politik, pendidikan kemudian mengejawantahkannya dalam konstitusi negara.
Kedahsyatan konsep Islam ini tak akan ada artinya jika tidak difasilitasi penerapannya oleh sebuah institusi negara. Dan institusi negara inilah yang diramalkan oleh NIC untuk tegak kembali di tahun 2020.
Ternyata bukan hanya NIC yang meramalkan kebangkitan Islam akan tegak kembali di bawah kawalan institusi khilafah. Namun hal yang serupa pernah diramalkan oleh Rasulullah saw 1400 silam.
Melalui hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dengan sanadnya yang shahih, Rasulullah telah menyatakan bahwa, akan kembali masa kekhilafahan sesuai yang dicontohkan oleh Rasul (khilafah ala min hajin nubuwah).
Jika NIC saja yakin Islam akan kembali jaya dan menguasai kepemimpinan dunia global dengan khilafah, lalu apa lagi yang membuat kita ragu untuk kembali kepada syariat dan berjuang bersama mewujudkan khilafah sesuai manhaj kenabian? Cukuplah janji Rasulullah yang menjadi penyemangat perjuangan menuju penerapan syariat Islam.
Taken from Koran Tribun Timur
Jumat, 9 Januari 2009

11/06/2018

RAMALAN BUMI NUSANTARA, RATU ADIL

RAMALAN BUMI NUSANTARA RATU ADIL, Ini diambil dari babon asli kagunganipun Dalem Bandara Pangeran Harya Suryanegara ing Ngayugyakarta.

Wirayat kanthi dahuru, lalakone jaman wuri, kang badhe Jumeneng Nata, amengku bawana jawi, kusuma trahing Narendra, kang sinung panggalih suci.
(Tanda-tanda dengan diawali munculnya huru-hara, kejadian zaman nanti, yang akan menjadi Pemimpin di tanah Jawa (Nusantara), seorang keturunan raja, yang memiliki hati suci.

Ing mangke karseng Hyang Agung, taksih sinengker marmaning, akeh ingkang katambuhan, mung kang para ulah batin, sinung weruh dening pangeran, iku kang saged mastani.
(Di saat nanti, sudah menjadi kehendak Tuhan Maha Agung, tetapi sekarang masih di dalam tabir rahasia Tuhan, banyak orang tidak mengetahui, hanya orang yang mau mengolah batinnya, diijinkan Tuhan mengetahui (sebelum terlaksana), itulah orang yang tiada diragukan lagi)

Dene wontene dahuru, sasampune hardi Mrapi, gung kobar saking dahara, sigar tengahira kadi lepen mili toya lahar, ngidul ngetan njog pasisir. 
(Sedangkan munculnya huru-hara (ditandai) setelah Gunung Merapi berkobar hebat (meletus) oleh sebab adanya bencana (gempa bumi), (Merapi) terbelah tengahnya seperti sungai, mengalir di dalamnya air (hujan) membawa lahar dingin, arahnya ke tenggara, lahar dingin yang dibawa oleh air, hanyut hingga masuk ke laut selatan.

Myang amblese Glacapgunung, sarta ing Madura nagri, meh gathuk lan Surabaya, sabibaripun tumuli, wiwit dahuru lonlona, soyo lami soyo ndadi.
(Pertanda punggung G Merapi (populernya disebut punggung buaya atau geger boyo) amblas/longsor. Serta Surabaya dan Madura hampir bertemu daratan.

Keterangan: Geger boyo runtuh terjadi Mei-Juni tahun 2006 setelah terjadi gempa Jogja, disusul letusan Gunung Merapi yang dahsyat.

Pulau atau wilayah Surabaya-Madura hampir bertemu daratan, sudah terjadi karena jebolnya lumpur lapindo yang dibuang ke selat Madura. Penafsiran lainnya; jembatan yang menghubungkan kota Surabaya dengan Madura atau jembatan Suramadu hampir selesai.

Temah peperangan agung, rurusuh mratah sabumi mungsuhe datan karuwan, polahe jalma keha sami, kadi gabah den interan, montang-manting rebut urip. Papati atumpuk undhung,desa-desa morat marit, kutha-kutha karusakan, kraton kalih manggih kinkin, ing Sala kaleban toya, Ngayugyakarta Sumingkir. 
(Setelah itu terjadi konflik besar, kerusuhan merata di seluruh bumi, penyebabnya tidak jelas, tingkah manusia sama saja, bagaikan gabah ditampi, kocar-kacir berebut hidup. Kematian massal terjadi di mana-mana, desa carut-marut, kota-kota banyak terjadi kerusakan, dua kerajaan (Jogja dan Solo) terjadi musibah, di Solo kerajaannya “terendam banjir”. Yogyakarta tersingkir. 

Keterangan; konflik antar pewaris tahta antara Hangabehi dengan Tejowulan, sementara Keraton Jogja tersingkir karena tidak mendapatkan anak laki-laki sebagai Pangeran Putra Mahkota calon pewaris tahta. Saat ini sudah terjadi.

Ratunya murca sing Kraton, ngilang kalingan cecendis, sanget kasangsayanira, wus karsaning Hyang Widi, gaib ingkang kelampahan, kinarya buwana balik.
(Ratu/rajanya meninggalkan keraton, kemasyhurannya kalah dengan gaung keonaran para penghianat, semua itu sudah menjadi kehendak Tuhan, gaib yang terjadi, membuat keadaan zaman serba terbalik.

Pethikan seratan tangan Kangge sambetan jangka triwikrama

Pameca wontening jaman dahuru, tuwin rawuhipun ratu adil panetep panatagama kalipatullah. 
Pamecanipun sang prabu Jayabaya ing kadhiri. Kulup ingsun mangsit marang sira, yen ing tembe tanah Jawa wis kesingget-singget saenggon-enggon, desa-desa wus sigar mrapat, pasar-pasar ilang kumarane, kali ilang kedhunge, kereta tanpa turangga, lan ana satriya teka kang putih kulite, saka kulon pinangkane, nuli ana agama tatakonan padha agama.

(Mencermati terjadinya zaman kesengsaraan, hingga kedatangan Ratu Adil panetep panatagama, utusan Tuhan. Kewaskitaan Sang Prabu Jayabaya ing Kadhiri. Anak-anakku, ingsun berpesan (secara gaib) kepadamu, bilamana kelak tanah Jawa (nusantara) telah terpilah-pilah, pasar (tradisional) kehilangan gaungnya, sungai-sungai semakin surut airnya, kereta tanpa kuda, segera datanglah kesatria berkulit putih, dari barat asalnya, sejak itu terjadi perselisihan antar agama)

Apamaneh dhayoh mbagegake kang duwe omah, ana kebo nusu gudhel, endah-endah cacahing gendhing sekar kaendran, sanalika iku wong Jawa akeh kang tesmak bathok, sanajan mlorok ora ndelok, andheng-andheng dingklik, 
lah ing kono kulup, ora suwe bakal katon alat-alate kang minangka dadi cacaloning Sang Ratu Adil panetep panata agama kalipatulah utusan kang ngemban dhawuhing Allah, paribasane sumur marani timba, guru luru murid, prajurit ngunus pedang katresnan, 

(apalagi (pertanda) tamu mempersilahkan tuan rumah, orang tua berguru pada yang muda, muncul beragamnya nyanyian dan musik yang populer, seketika itu pula banyak orang Jawa yang berkacamata tempurung (walaupun melotot, tetap tidak bisa melihat), tahi lalat di wajah (yang nyata ada pada diri sendiri tidak dapat diketahuinya), nah di situlah anakku, tidak lama lagi akan mulai tampak tanda-tandanya siapa yang akan menjadi calon Ratu Adil, utusan yang mengemban perintah Tuhan, diumpamakan sumur mendatangi timba, guru berburu murid, prajurit menghunus pedang kasih sayang)

nanging akeh wong-wong kang padha mangkelake atine, nyumpelake kupinge, ngeremake matane. 
(tetapi banyak orang-orang yang membuat kesal hati, mentulikan telinganya, dan menutup mata (tidak peduli).

Nanging sapiro anane wong kang melek, padha ngrungu lan padha anggarubyung tut wuri lakune cacala mau mesthi slamet. 
(tetapi seberapapun adanya orang yang peduli, mau mendengar, dan mengikuti jejak langkah Ratu Adil, maka mereka pasti selamat hidupnya)

….awit sadurunge ratu adil rawuh, ing tanah Jawa ana setan mindha manungsa rewa-rewa anggawa agama, dhudhukuh ing glasah wangi, dadine manungsa banjur padha salin tatane, satemah ana ilang papadhange, awit padha ninggal sarengate, dadi kapiran wiwit timur mula.
(….sebab sebelum RA datang, di tanah Jawa (nusantara) muncul “setan” berlagak manusia “berbulu” lebat mengaku pembela agama, menetap di “glasah wangi” menjadikan manusia berganti tatanan, menyebabkan datangnya kegelapan, karena orang-orang meninggalkan tradisinya, lalai sejak masih muda)

Mulane wekas ingsun marang sira, sira kang ngati-ati, krana  gusti sang ratu adil, lagi tapa mungsang ana sapucuking gunung sarandhil, 
(Maka pesanku pada kalian, kalian harus berhati-hati, karena gusti sang Ratu Adil baru melakukan penempaan diri dalam ‘pertapaan’nya)

mung gagamane bae golekana kongsi katemu, awit ing tembe bakal ana jumeneng ratu kang padha baguse, padha pangagemane lan iya padha paraupane, lah ing kono para wong-wong padha pakewuh pamulihane, satemah padha bingung,
(..hanya saja, carilah “senjata”nya (RA) sampai ketemu (budi pekerti luhur), sebab kelak bakal ada berdiri ratu yang sama cakapnya, sama pakaiannya dan juga sama wajahnya, nah di situlah orang-orang akan merasa malu sendiri, sebagian yang lain kebingungan (ket: karena orang yang sangka calon SP ternyata bukan). 

Keterangan; Cermatilah ciri-ciri Ratu Adil sejati, karena ada yang seolah dianggap sebagai Ratu Adil, padahal ia palsu. Maka banyak orang yang menyangka, lantas menjadi malu dan bingung telah salah sangka.

…nanging luwih beja wong kang wis mangerti kang dadi pangerane, mulane sira kulup, dipoma aja nganti lali marang tetengering sang ratu Adil panetep panata gama. 
(…tetapi lebih beruntung orang yang sudah mengerti siapa yang menjadi pemimpin dan panutannya, makanya kalian semua jangan sampai lupa akan ciri-khas atau tanda khusus siapa sang Ratu Adil panetep panata gama).

Dene sira wis ketemu aja nganti sira katilapan, tutu buriya ing satindake lan embunan tumetesing banyu janjam, mesthi slameta langgeng ing salawas-lawas…mung iki piweling ingsun marang sira kulup, poma den estokna.
(jika kalian sudah bertemu (calon SP), jangan sampai kalian terlena, ikutilah jejak langkahnya, pasti selamat, abadi selamanya…hanya ini pesan ku kepada kalian semua, maka patuhilah)