leaf and snow

17/01/2015

Bukan Setengah Isi Setengah Kosong

Bismilahirrahmanirrahiim

Ruang Pelatihan di Sebuah Gedung di Bandung, Sekitar Februari 1999
Nama besar Himpunan Mahasiswa yang anggotanya tersebar di seluruh Indonesia
itu ternyata masih cukup menarik wajah-wajah baru yang baru saja resmi
berstatus mahasiswa.

Mungkin impian untuk menggoreskan sejarah di buku kehidupan bangsa sudah lama
hadir di benak mereka. Walau beberapa tokoh kontroversial negeri ini pun pernah
berstatus orang penting di organisasi itu. Dari pemikir liberal hingga
oportunis ulung.

Semangat itu menyala ...
Setidaknya pada diri sang pemateri malam itu.
Dengan semangat ia menggugat eksistensi Allah, Robb Sekalian Alam. Logikanya
dijalankan, entah cerdas, entah sok tahu.
Wajah-wajah baru peserta pelatihan berkerut, mencoba membantah dan berkelit
dengan sisa-sisa keyakinan dalam dada.

Mereka kalah, kehabisan kata.

Lewat tengah malam istirahat dimulai, masjid di komplek pelatihan jadi
penginapan yang hangat, walau ratusan nyamuk terus berjaga-jaga. Sekian pasang
mata susah terpejam mempertanyakan keyakinan diri sendiri.

Semakin larut, gelap, ide-ide mati ditelan kantuk yang semakin dalam.

Subuh menjelang ...

Masjid kecil itu masih sunyi.

Seorang pemuda bangun, mengambil wudhu, mengumangkan adzan, menunggu sejenak
sambil mengelilingkan pandangan mencari-cari sosok panitia, atau setidaknya
pembicara tadi malam, tak perlu lama, ia ambil keputusan melantunkan iqomah,
lalu menjadi imam sekaligus ma’mum subuh pagi itu.

Seusai dzikir dan doa pendek untuk masa depan, ia kemas perlengkapannya,
memakai sepatu baru hadiah orang tuanya, lalu dengan pasti meninggalkan panitia
dan peserta yang masih larut dalam mimpi.

Pagi itu, dua pertujuh hari yang disebut oleh organisasi mahasiswa itu
sebagai masa kaderisasi, sang pemuda tadi belajar sesuatu, bahwa dia harus
teguh, dalam prinsip yang sedang tumbuh di tanah yang benar, menjaganya dari
angin yang merusak sebelum pohon itu tumbuh kuat, hingga nanti dahannya yang
tertinggi mengantarnya ke keabadian sejati.

Bukan Setengah Isi Setengah Kosong, tapi berisi penuh, hingga sesuatu yang
baru akan larut di dalamnya memberikan rasa dan warna.

Bukan Setengah Isi Setengah Kosong, jika sampai pada titik jenuh maka wadah
pun kemudian ditambah seiring waktu dan pendewasaan

Bukan Setengah Isi Setengah Kosong, yang jika meluap, membanjiri sekitarnya
dengan berbagai rupa dan cerita.

Berat karena berisi, sehingga teguh dan indah ...

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian
mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka
(dengan mengatakan): "Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa
sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan
Allah kepadamu".
(Al Quran Al Karim Surah Fushshilat ayat 30)

No comments:

Post a Comment