leaf and snow

07/10/2011

pedih last child



  • Engkau yang sedang patah hati
    Menangislah dan jangan ragu ungkapkan
    Betapa pedih hati yang tersakiti
    Racun yang membunuhmu secara perlahan

    Engkau yang saat ini pilu
    Betapa menanggung beban kepedihan
    Tumpahkan sakit itu dalam tangismu
    Yang menusuk relung hati yang paling dalam

    Hanya diri sendiri
    Yang tak mungkin orang lain akan mengerti
    Di sini ku temani kau dalam tangismu
    Bila air mata dapat cairkan hati
    Kan ku cabut duri pedih dalam hatimu
    Agar kulihat, senyum di tidurmu malam nanti
    Anggaplah semua ini
    Satu langkah dewasakan diri
    Dan tak terpungkiri
    Juga bagi...

    Engkau yang hatinya terluka
    Di peluk nestapa tersapu derita
    Seiring saat keringnya air mata
    Tak mampu menahan pedih yang tak ada habisnya

    Hanya diri sendiri
    Yang tak mungkin orang lain akan mengerti
    Di sini ku temani kau dalam tangismu
    Bila air mata dapat cairkan hati
    Kan ku cabut duri pedih dalam hatimu
    Agar kulihat, senyum di tidurmu malam nanti
    Anggaplah semua ini
    Satu langkah dewasakan diri
    Dan tak terpungkiri
    Juga bagi..mu...

Lirik Lagu Last Child – Diary Depresiku

  • Diary Depresiku


    malam ini hujan turun lagi,
    bersama kenangan yang mungkin luka di hati,
    luka yang harusnya dapat terobati,
    yang ku harap tiada pernah terjadi,

    ku ingat saat ayah pergi dan kami mulai kelapran,
    hal yang biasa buat aku hidup di jalanan,
    di saat ku belum mengerti arti sebuah perceraian,
    yang hancurkan semua hal indah yang dulu pernah aku miliki,

    wajar bila saat ini ku iri pada kalian yang hidup bahagia berkat susana indah dalam rumah,
    hal yang selalu aku berikan dengan hidup ku yang kelam,
    tiada harga diri agar hidup ku terus bertahan,

    mungkin sejenak dapat aku lupakan,
    dengan minuman keras yang saat ini ku genggam,
    atau menggoreskan kaca di lengan ku,
    apapun kan ku lakukan ku ingin lupakan,

    namun bila ku muliai sadar dari sisa mabuk semalam,
    perihnya luka ini semakin dalam ku rasakan,
    di saat ku telah mengerti betapa indah di cintai,
    hal yang tak perah ku dapatkan sejak aku hidup di jalanan,



Malam ini hujan turun lagi
Bersama kenangan yang ungkit luka di hati
Luka yang harusnya dapat terobati
Yng ku harap tiada pernah terjadi
Ku ingat saat Ayah pergi, dan kami mulai kelaparan
Hal yang biasa buat aku, hidup di jalanan
Disaat ku belum mengerti, arti sebuah perceraian
Yang hancurkan semua hal indah, yang dulu pernah aku miliki
Wajar bila saat ini, ku iri pada kalian
Yang hidup bahagia berkat suasana indah dalam rumah
Hal yang selalu aku bandingkan dengan hidupku yang kelam
Tiada harga diri agar hidupku terus bertahan
Mungkin sejenak dapat aku lupakan
Dengan minuman keras yang saat ini ku genggam
Atau menggoreskan kaca di lenganku
Apapun kan ku lakukan, ku ingin lupakan
Namun bila ku mulai sadar, dari sisa mabuk semalam
Perihnya luka ini semakin dalam ku rasakan
Disaat ku telah mengerti, betapa indah dicintai
Hal yang tak pernah ku dapatkan, sejak aku hidup di jalanan
Wajar bila saat ini, ku iri pada kalian
Yang hidup bahagia berkat suasana indah dalam rumah
Hal yang selalu aku bandingkan dengan hidupku yang kelam
Tiada harga diri agar hidupku terus bertahan