Kalau suatu saat Anda naik motor dan menjumpai tikungan tajam, apa yang
Anda lakukan? Apakah Anda akan segera membelokkan kemudi tanpa mengurangi
kecepatan karena ingin cepat sampai? Atau, Anda mengurangi kecepatan sedikit,
menelikung dengan miring, dan sesudah berbelok baru menambah kecepatan sedikit
demi sedikit?
Jika Anda memilih yang pertama, sangat mungkin Anda terpental sendiri. Anda
terjatuh, sehingga harus berhenti sejenak atau agak lama. Baru kemudian dapat
meneruskan perjalanan.
Keinginan Anda untuk cepat sampai di tempat tujuan dengan tidak mengurangi
kecepatan, apalagi justru dengan menambah kecepatan, tidak membuat Anda lebih
cepat sampai dengan tenang, tenteram, dan aman. Bisa-bisa, kalau kecepatan Anda
tetap antara sebelum berbelok dengan saat-saat berbelok, Anda justru terpental.
Antara gaya sentrifugal dan gaya sentripetal, tidak seimbang.
Jika Anda memilih yang kedua, insya-Allah Anda akan dapat sampai lebih cepat.
Awalnya memang mengurangi kecepatan, tapi sesudah betul-betul memasuki
tikungan dengan baik, Anda bisa menambah kecepatan. Jika Anda mengurangi
kecepatan lebih banyak lagi, Anda bahkan dapat membelok tanpa harus memiringkan
badan banyak-banyak.
Pilihan pertama adalah sikap tergesa-gesa, sedangkan pilihan
yang kedua adalah menyegerakan.
Ada perumpamaan lain. Kita melihat perumpamaan yang dekat-dekat dengan
kita. Kalau suatu saat Anda bikin kolak kacang hijau, ada beberapa bahan yang perlu
Anda masukkan. Bahan yang paling pokok adalah kacang hijau dan gula. Kalau
Anda memasukkan gula bersamaan dengan kacang hijau, sesudah itu segera direbus,
Anda akan mendapati kacang hijau itu tidak mau mekar. Anda tergesa-gesa. Kalau
Anda memasukkan gula setelah kacang hijaunya mekar, Anda menyegerakan. Tetapi,
kalau Anda lupa tidak segera memasukkan gula setelah kacang hijaunya mekar cukup
lama, Anda akan kehilangan banyak zat gizi yang penti
silahkn ambil pelajaran dari cerita ini...okok..
No comments:
Post a Comment